Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Assalaamu'alaikum, Krisna

Aku tersanjung karena mata mu yang berkaca-kaca saat mengatakannya. Ketulusanmu menembus hatiku. Tapi percayalah, semua yang sempat kau tahu hanya topeng. Aku bukan orang yang ada dalam kenanganmu yang terlanjur terukir indah. Andai kau percaya, akan kukatakan yang sebenarnya. Kalau pun kau tak percaya, biarlah aku ingin jujur kepada diriku sendiri. Memantapkan hati menuju apa yang kuinginkan. Sejak lama sekali. Aku hanya perempuan akhir zaman, yang sejak masa pertamanya menjadi wanita punya mimpi: hanya disibukkan urusan mendidik anak, menyediakan makan untuk setiap hari, merawat rumah dan mematut diri. Tapi di sini aku, mendapat begitu banyak anugrah. Tahta, harta, keluarga. Aku ingin memilih yang terakhir, tapi tak bisa. Kalau umurku panjang, aku ingin tetap mandiri saat tak sanggup bekerja lagi. Dan sungguh, inginku tak lama. Sekadar aku bisa mendapat jatah sesuai kebutuhan seorang lanjut usia. Jadi yang kulakukan hanya bertahan. Menyelesaikan apa yang kubisa. Kalau kau lihat aku b

Apakah Bunda Selelah Ini?

Alam sadar seolah menyuruhnya membuka mata. Spontan yang dilihat adalah jam dinding kamarnya, " Ya ampuun, masih jam tujuh kurang 15 menit aku kan masih bisa bangun lebih siang," batinnya. Hari Sabtu seharusnya jadi hari bermalas-malas sedunia. Tambahan lagi, kepalanya penat, tubuhnya letih, dan jiwanya lelah dalam sepekan. Lengkap sudah pembenarannya untuk menarik selimut lagi. Dengkuran keras suaminya seolah jadi musik pengantar tidur lagi. Ia mencoba menenangkan diri, menguasai alam sadarnya untuk mencoba rileks dan tidur lagi ... berhasil. Matanya terbuka lagi seiring nada dengkuran suaminya berganti. Antara penat dan sepat, malas dan sadar dia punya kewajiban setiap pagi, otaknya seperti tak mau dibujuk untuk rileks lagi. Hahh ... jam tujuh kurang sepuluh menit? Meski hanya lima menit tidur, ia harus bangun memulai hidup di hari itu. "Aku belum masak, gelas-gelas belum dicuci, pakaian kotor belum dieksekusi, bahan makanan seminggu sudah habis," sederet tugas

Ku Lihat Kau Bahagia

Engkau memancarkannya. Dari tawa yang selalu menghias wajah lelah mu. Saat kau bercanda dengan ombak, memeluk damai di gunung, atau  bermanja-manja dengan hijaunya sawah. Hatiku bungah melihatnya. Harusnya kau tahu. Lewat dingin pagi yang membuatmu terjaga untuk sholat, terik mentari yang membalut sepi mu jadi hangat, atau hembusan angin yang tak pernah lelah berbisik membujukmu untuk pulang. 🌾