Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

Najib Mau Sholat

Ya ampuuunnn … susah amat ya, nyuruh sholat si nyemluk (julukan gemeusss Ayah untuk Najib yang chubby ). Adaaa saja alasannya … “Aku masih gambar, Ayah” … “Aku mau makan, Ibu” … “Aku capek, Emak” … “Pokoknya aku tidak mau sholat, Baba” … dua yang terakhir adalah panggilan si nyemluk ke pengasuh anak-anak dan suaminya. Kalau kakaknya, bisa di-persuasi, di-sugesti, di-motivasi dengan hal-hal yang bersifat ‘ghaib’, misalnya: tabungan pahala mu sudah banyak, lho … Allah sedih lho, kalau kamu tidak datang sholat … nanti dibangunkan rumah indah lhoo di surga. Tapi, si nyemluk ini kalau dikasih motivasi ‘ghaib’ seperti itu malah bertanya: “Memang Allah ada di mesjid ya, Bu?” “Surga itu di atas awan ya, Bu?” “Aku kan maunya paha ayam, Bu. Bukan paha la…” Tapi, Ayah tidak kehabisan strategi untuk membiasakan Najib sholat: naik motor ke masjid yang jaraknya hanya 300 meter-an dari rumah. Setiap hari libur, plus shubuh Ayah akan tergopoh-gopoh mengeluarkan motor, kecuali huj

Tahun (yang Selalu) Baru

Alamaaakkk!!!Belum lagi jam 12 malam, pekik suara terompet dan gelegar kembang api bercampur suara petasan sudah mengusik telinga. Belum lagi kicauan bocah-bocah kecil yang mengekspresikan kegembiraan menyambut pergantian tahun. Senang sekali ya, mereka bertambah tua??? Bahhh!!!Cuma Neng aja kali, yang apatis terhadap hingar   bingar tahun baru. Dan bisa jadi itu aneh. Coba lihat, di Bundaran HI jadi lautan manusia, di MONAS juga berjubel manusia, bahkan di pusat perbelanjaan perumahan elit di pinggiran Jakarta dekat rumahnyapun   riuh tumpahan manusia. Orang-orang rela merogoh kocek lebih dalam untuk berdiri, berjejal-jejal demi menyambut pergantian tahun di hotel-hotel, pantai karnaval, Transstudio,. Jadi, mungkin Neng aja yang aneh, malam tahun baru lebih senang berkemul selimut di rumah. Ayyyolahhh!!! Coba lihat orang-orang itu. Artis maupun orang biasa yang sempat diwawancara di TV. ”Apa harapan Anda di tahun depan?” “Saya ingin lebih sukses berkarir”, “Semoga lebi