Tahun (yang Selalu) Baru
Alamaaakkk!!!Belum
lagi jam 12 malam, pekik suara terompet dan gelegar kembang api bercampur suara
petasan sudah mengusik telinga. Belum lagi kicauan bocah-bocah kecil yang
mengekspresikan kegembiraan menyambut pergantian tahun. Senang sekali ya,
mereka bertambah tua???
Bahhh!!!Cuma
Neng aja kali, yang apatis terhadap hingar
bingar tahun baru. Dan bisa jadi itu aneh. Coba lihat, di Bundaran HI
jadi lautan manusia, di MONAS juga berjubel manusia, bahkan di pusat
perbelanjaan perumahan elit di pinggiran Jakarta dekat rumahnyapun riuh tumpahan manusia. Orang-orang rela merogoh
kocek lebih dalam untuk berdiri, berjejal-jejal demi menyambut pergantian tahun
di hotel-hotel, pantai karnaval, Transstudio,. Jadi, mungkin Neng aja yang
aneh, malam tahun baru lebih senang berkemul selimut di rumah.
Ayyyolahhh!!!
Coba lihat orang-orang itu. Artis maupun orang biasa yang sempat diwawancara di
TV. ”Apa harapan Anda di tahun depan?”
“Saya
ingin lebih sukses berkarir”,
“Semoga
lebih baik lagi”,
“Semoga
Indonesia punya pemimpin yang lebih peduli kepada rakyat”,
“Semoga
rizqi saya tambah lancar”,
“Semoga
segera dapat jodoh”,
“Semoga
… semoga … semoga …”.
Tapi,
apa setiap pergantian tahun orang-orang itu benar-benar merenung untuk menjadi
lebih baik? Di antara hingar-bingar??? Rasanya tidak.
Coba
lihat, untuk menumbuhkan budaya peduli lingkungan saja mereka ga memikirkan.
Urusan kita: SENANG-SENANG, urusan SAMPAH: yaaa … petugas kebersihan. Ada lagi,
yang ga difikirkan orang-orang itu supaya menjadi lebih baik: tidak medzholimi
orang karena asap rokok dan antre dengan tertib. Itu kan bukan sesuatu yang
muluk untuk diimpikan, tapi penting banget buat landasan perubahan menuju
peradaban yang modern.
Jadi … Peduli apa Neng dengan hingar bingar
pergantian tahun? Tohh … untuk hal sepele dan membuat nyaman saja orang-orang itu
ga berusaha berubah. Jadi, mendingan memeringati pergantian tahun sendiri di
rumah. Khusyuk dalam doa, menyampaikan harap kepada Sang Maha Pendengar,
Pengasih dan Penyayang:
“Ya
Rahman, semoga Engkau jadikan anak-anakku orang-orang yang shalih dan shaliha,
mandiri, berguna, sehat dan cerdas”
“Ya
Rahiim, semoga Engkau tambahkan kurnia kepada kami berupa rizqi yang halal,
lapang dan berkah, kesabaran, rasa syukur, dan amanah”
“Ya
Ghani, kami memohon kepada-Mu rasa ridho, ketakwaan, ampunan, dan rasa cukup”.
Lalu,
apa permohonan Neng untuk negerinya??
Entahlah.
Neng fikir kalau setiap individu berdoa
yang baik-baik untuk masa depannya masing-masing, sebagai suatu komunitas
kumpulan individu, insya Allah negerinya juga akan lebih baik kan?
Bagaimana pun, selamat tahun baru, ya. Semoga, saya, kamu, dia, mereka, kita semua menjadi lebih baik menuju Indonesia yang lebih baik (^~^)🌾
Komentar
Posting Komentar