Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Anak Muda Zaman Sekarang

"Lex, wahh sorry , ya. Jadi terlambat deh kuliah. Gara-gara bikin proyeksi penerimaan," Tami merasa menyesal sudah menyebabkan Alex, anggota timnya, harus menyelesaikan pekerjaan lewat waktu jam pulang padahal Alex ada jadwal kuliah. "Santai aja, lagi mbak. Anak muda itu tambah senang ada alasan ga masuk kuliah," seloroh Jordy, anggota tim nya yang lain. "Masak sih?" Tami masih menyesal, sementara sekilas dilihatnya Alex cengar cengir. Kegembiraan sangat terpampang jelas dari wajahnya. Kenapa Tami merasa menyesal? Iya, seharusnya dia bisa mengerjakan proyeksi itu sendiri. Pada zaman dia masih junior dulu, Tami merasakan sekali dukungan atasannya melanjutkan kuliah. Berbeda dengan teman-temannya yang sering ditahan pekerjaan, atasannya selalu memberi kelonggaran saat jam pergi kuliah tiba. Karena melanjutkan jenjang pendidikan, untuk pegawai lulusan diploma seperti dia, sangat penting bagi peningkatan kesejahteraan. Karena itu, kalau sampai pada pos

berpuisi untuk mu

aku ingin duduk sambil menatap mata mu menyentuh dasar hati mu yang terdalam dan berkata, tolong lanjutkan perjuanganku. aku ingin duduk sambil menatap guratan wajah mu yang kerap siratkan ragu terbawa arus usia dan berkata, kamu bisa karena Allah bersama kamu dan aku. lalu aku ingin duduk di samping mu menyandarkan kepala ini di bahu mu dan berkata, aku sangat lelah. aku ingin kau meraih ku, membenamkan tangis ku dalam dada mu dan berkata, akan kutanggung beban mu.🌾

Atas nama ikhtiar

Ini tentang curhat saya mencari model pengobatan yang nyaman dan menenangkan. Nyaman, ketika kita bisa berobat dan berkonsultasi dengan dokter secara tenang, menenangkan karena observasi nya berdasar. Dahulu, sewaktu bpjs belum diwajibkan, perusahaan tempat suami bekerja mengasuransikan kami sekeluarga di perusahaan asuransi swasta. Saat itu, kami tak perlu khawatir ketika perlu penanganan darurat (walau sebatas versi kami). Contohnya, waktu si kakak yang berusia 2 tahun, panas selama 2 hari, ga mau makan, kepleset dan muntah-muntah, kami langsung bawa dia ke igd rs internasional. Rawat inap 3 hari, diinfus, pulang alhamdulillah sudah sehat. Ga perlu ditolak di puskesmas karena datang tengah malam sementara kondisinya bukan termasuk kriteria gawat. Setelah era bpjs, perusahaan suami 'hijrah' dan sejak saat itu, alhamdulillah sekeluarga kami sehat, cukup berobat ke klinik 24 jam yang terjangkau di dekat rumah. Lho ... kenapa engga ke puskesmas? Berobat ke puskesmas itu han