Hidup Di Balik Badminton

Pertama kali terlibat pertandingan badminton dengan para profesional, Neng berpasangan dengan Aki sensee, seorang dosen bahasa Jepang yang sangat ahli menepis serangan bertubi-tubi dari anak-anak muda Indonesia. Walau hanya sekedar berolahraga tanpa tujuan kompetisi, tapi pertandingan itu begitu serius karena smash dilakukan silih berganti. 

Neng yang baru kali itu terlibat pertandingan kelas berat, begitu gugup dan sudah merasa tidak bisa sebelum bertanding. Dia teramat takut membuat kesalahan, sampai hampir-hampir tidak pernah berusaha memukul shuttlecock yang sebenarnya ada dalam jangkauannya. Akibatnya, shuttlecock selalu diarahkan ke bagian belakang di mana Aki sensee berada sementara Neng yang ditugaskan menjaga shuttlecock yang jatuh di depan lebih banyak jadi penonton di tengah lapangan.

Kejadian seperti itu terjadi juga saat bermain badminton dengan kawan-kawan Indonesia di Odaiba. Sampai beberapa kali terlibat dalam pertandingan, Neng tetap jadi orang yang terkukung perasaan takut berbuat kesalahan dan berakhir dengan status sebagai penonton di tengah lapangan.

Neng sadar, bermain seperti itu ga asik dan cuma nambah beban. Dia mulai berani bereksperimen, meski awalnya terlihat lebih seperti bergaya daripada berolahraga. Tapi setidaknya, service pendek bisa dia kembalikan kadang dengan netting, sering dengan lob. Meski bola-bola pengembaliannya masih sering tanggung dan langsung di-smash lawan. hehehe ...

Kalau dulu, service lob banyak yang gagal dia kembalikan karena berfikir tak bisa mengejarnya. Netting-netting menyilang sering terlewatkan karena merasa di luar jangkauan. Tapi akhir-akhir ini, dia berusaha mengejar, memukul dengan tenaga terukur, dan berusaha agar bola pengembaliannya masuk ke daerah pertahanan lawan. Berusaha mengejar shuttlecock, bertanggung jawab dengan amanah menjaga daerah pertahanan, memukul dengan terarah, selebihnya … jika pun tetap dia berbuat kesalahan, Nengtidak terlalu kecewa. Itu namanya usaha.

Lama-lama, dia mendapat filosofi hidup dari badminton. Hidup ini sering memberi kejutan, seperti pukulan-pukulan pemain lawan. Kadang ia berupa musibah yang butuh kesabaran seperti bola-bola lob, di lain waktu dia berupa ujian-ujian dinamis seperti bola-bola netting menyilang. Dan Neng yakin, tugas Neng hanya berusaha sekuat tenaga menghadapinya, melakukan ikhtiar semampu yang dia bisa, mencoba variasi-variasi strategi dalam menyelesaikan masalah … soal Neng salah atau benar … toh sudah berusaha.

Kalau menjadi sabar perlu latihan, mudah-mudahan sabar dalam bertanding dan tidak bersikap terburu-buru ingin menyelesaikan pertandingan bisa jadi alat pengasah kesabaran mengahadapi hidup. Sebaliknya, kalau menyadari keahlian bermain badminton perlu sering diasah, mudah-mudahan dengan sering-sering bersabar dan gigih ikhtiar dalam hidup bisa memotivasi untuk bermain badminton dengan lebih sungguh-sungguh.

Satu hal yang belum bisa diatasi Neng. Jika ujian hidup begitu kerasnya seperti smash tajam menukik, biasanya dia hanya bisa menangis memohon pada Allah untuk diberikan jalan keluar. Masalahnya, Neng belum menemukan solusi untuk yang satu ini, karena, di lapangan badminton Neng masih belum percaya diri mengembalikan smash tajam menukik itu. Siapa mau bantu?



Buat para pecinta badminton? Betul begitu ga? Engga ya?
July 18, 2010.

Komentar

  1. Setuju Bu, Smash menukik ibarat cobaan yang datangnya tiba-tiba dan tak kita duga. Untuk cobaan seperti ini yang kita lakukan adalah berpasrah diri serendah rendahnya dengan berharap pada Allah agar cobaan ini tidak membuat kita terpuruk. Dalam smash tajam menukik, yang kita lakukan adalah sama yaitu berpasrah diri dengan mencoba menghindari daerah wajah dengan berharap smash itu tidak mencelakai kita. Solusinya adalah ketika cobaan datang kita tetap tegar dan tetap berdo'a dan ketika smash datang kita mencoba bertahan dan berusaha menangkisnya. Insya Allah jika hal itu terus dicoba atau dilakukan maka kedua hal tersebut akan bisa kita lalui dengan hasil yang lebih baik. Derajat kita meningkat dan kemampuan menangkis kita akan bertambah. Amiiiiiiinnn....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, ya Rabbal 'aalamiiin ... makasih banyak, tips nya Pria Biru :D

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjernihkan Nurani

Assalaamu'alaikum, Krisna

Demi Buah Salak