I was having a good time 😀
Mulanya, saya ga niat nonton Ayat-ayat Cinta 2. Alasan utama, karena aktornya ganteng menurut kriteria saya. Ha ha. Ujung-ujungnya saya takuuuut nanti banding-bandingin dengan ayang mbeib di rumah. Yang kedua, dari cerita AAC yang pertama dulu, konon cerita film biasanya akan dimodifikasi untuk kepentingan konsumsi “selera industri”. Jadi, pesan-pesan idealis sang Penulis yang bisa begitu panjang lebar dan dramatis di buku, harus hilang. Bahkan, ceritanya bisa berbeda sama sekali. Pun, menurut saya, novel yang difilmkan akan sangat membatasi imajinasi saya yang sudah terlanjur terlalu bebas saat membayangkan adegan-adegan di novel Saya membaca novel Ayat-ayat Cinta, tapi tidak sekuelnya. Meski demikian, saya sangat kagum dengan cara Kang Abik menuangkan argumen hadits dan ayat-ayat al Qur’an dalam dialog (di buku2nya yang saya baca, ya). Jadi, saat saya memutuskan nimbrung nemenin kawan SMA saya yang ngebet banget di WAG pengen nonton film ini, saya membekali diri dengan pengetah...