Senyum Manis Itu Lagi
bagian kedua dari Kabut Di Matamu “Kak, kok masih cemberut? Ada apa sih, Kak?” Pagi-pagi, sambil membereskan tempat tidur, Ibu mencoba mengejar Kakak. Ga enak banget dicemberutin anak tanpa tahu sebabnya. Kakak melipat selimut,”Ga ada apa-apa, Bu”. Dia masih mencoba menahan amarahnya. “Ga ada apa-apa tapi kenapa seperti orang kesal begitu? Ayoo, bilang ada apa?” Maunya sih tegas. Tapi kesannya Ibu malah marah-marah :-p “Aku ada PE-ER bikin pidato perpisahan. Di sekolah, aku belum belajar cara buat isinya, Bu”, Alif mendudukkan diri di pinggir tempat tidur. “Ya … sudah buatnya nanti kalau sudah diajari Bu Guru. Pasti nanti diajarkan kan?” Ibu duduk menemani Alif yang matanya nampak berani menatap Ibu dengan emosi. “Dikumpulnya hari Selasa pekan depan”, dia mulai terdengar putus asa,”aku tanya Ayah buku cara bikin pidato malah dimarahin. Aku sebel sama Ayah!!! Kenapa sih aku dimarahin melulu?” Nadanya mulai meninggi … heiiii … berhenti, berhenti! Huffhhh … begin...