Kaca Diri di SPBU

Kalau hendak keluar kota mengendarai kendaraan roda empat, Abang selalu mampir ke SPBU milik perusahaan pertambangan asing tertua  di Indonesia untuk isi bahan bakar. Alasan utama, karena letaknya yang kebetulan berada sebelum masuk pintu tol. Alasan kedua, karena ada poin yang bisa dikumpulkan untuk dapat potongan harga bahan bakar. Alasan ketiga, ini sih pendapat Neng pribadi, karena inovasi-inovasi layanannya yang menginspirasi.

SPBU ini membuat jalur tersendiri untuk setiap jenis bahan bakar yang dijual, terpisah antara roda 2 dan roda 4,  disertai petunjuk arahnya. Jika kita masuk SPBU & antrian sudah terlihat padat, kendaraan akan diarahkan petugas ke nozzle yang paling memungkinkan untuk segera dilayani. Dan pelayanan pamungkas, menurut Neng, prosesi pembersihan kaca depan mobil ketika menunggu bahan bakar terisi penuh.

Saat memulai pengisian bahan bakar, petugas akan menanyakan, “Kacanya dibersihkan, Pak?” setelah dijawab,”Iya” oleh Abang (pastinya selalu “iya”), yang terlihat berikutnya adalah harmonisasi kerja sama yang dinamis. Sungguh mengagumkan buat Neng.

Ada kalanya, petugas yang mengisi bahan bakar harus menuju kasir menyerahkan uang pelanggan. Tanpa menunggu dia kembali, petugas lain yang kebetulan tidak sedang melayani akan menyemprotkan air ke kaca mobil. Sering kali, datang lagi mobil lain yang akan mengisi bahan bakar sementara petugas awal belum selesai mengantri di kasir. Petugas yang menyemprotkan air akan melayani pelanggan yang baru datang, sementara, tiba-tiba ada petugas lain yang membantu membasuh kaca dengan air sabun. Si petugas awal sudah selesai mengantri di kasir, dan dia akan menuntaskan pembersihan ini dengan mengeringkan kaca sehingga terang benderang. Begitu seterusnya.

Neng merasa, seperti inilah praktek nilai-nilai tempatnya bekerja yang sesungguhnya. Antarpegawai sangat responsif terhadap tugas kawannya lain yang memerlukan bantuan, berusaha maksimal menuntaskan tugas yang mereka bisa kerjakan dengan penuh tanggung jawab dan senyuman yang tak pernah lepas, berusaha memberikan kontribusi terbaik demi memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan. Jangan lupa, mereka tidak pernah memberi kode untuk diberikan tips, meskipun tidak terlihat peringatan “Dimohon untuk tidak memberikan tips”.

Tidak jarang Abang mengisi bahan bakar larut malam, setelah kembali dari bepergian jauh, bahkan menjelang dini hari. Petugas-petugas SPBU itu tetap enerjik melayani. Meskipun mereka bicara satu sama lain untuk menghilangkan kejenuhan, tapi tetap memberikan gimmick ramah secara pribadi kepada pelanggan. Mungkin ini, bentuk nyata dari nilai pelayanan yang selama ini definisinya saja sulit Neng hafal.

Neng jadi malu kalau ingat dan membandingkan, penghasilan mereka pasti di bawah dia yang pegawai. Tapi mereka bisa bekerja dengan riang, melayani dengan tulus, dan hasilnya memuaskan. Terlalu sempurna dari sesuatu yang mungkin terlalu sederhana untuk ditiru. Tapi, cukup jadi motivasi buat Neng untuk bekerja dengan lebih profesional, berkontribusi dalam sinergi yang positif, memperbaiki diri supaya bisa memberi yang terbaik untuk memberikan pelayanan maksimal kepada mitra kerjanya. Jangan lupa, jangan pernah mengharap imbalan lebih untuk apa yang dia beri ke Negara. Semoga Tuhan selalu membimbingnya.🌾

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjernihkan Nurani

Assalaamu'alaikum, Krisna

Demi Buah Salak