Cerita Hujan

Secangkir kopi membujukku, "Bersahabatlah dengan hujan hari ini. Menggenapi pahit dan masamku yang terlanjur kau siram air panas."

Seonggok novel bergegas mengamini, "Duduklah dekat jendela sambil membaca ceritaku. Puluhan purnama telah kau diamkan aku."

Aku sudah melipat selimut dan awalnya hendak pergi. Tapi dingin hujan kadung memeluk erat. Rintiknya merdu jatuh di atap. Kenapa juga harus merutuki hujan? Toh, derasnya ditunggu banyak ciptaan Tuhan?

Aku pun setuju untuk diam. Menghirup rasa kopi, berpetualang dengan cerita novel, dihembus angin yang kerap menyapa riang. Ternyata, dikurung hujan bisa menyenangkan.🌾

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjernihkan Nurani

Assalaamu'alaikum, Krisna

Demi Buah Salak