Akankah kau terus (berusaha) mencintai ku?

If I showed you my flaws, if I couldn't be strong
Tell me honestly, will you still love me the same?
                                              - R. City

Kenapa orang berkomitmen untuk saling mencintai? Bersusah payah mengikat komitmen itu dalam ikatan pernikahan? Kenyataannya, bersatu dengan orang yang berbeda sangat sulit. Seolah-olah dia tidak berusaha memahami kita, sementara kita sangat menginginkan dia menjadi berbeda.

Neng banyak melihat pasangan yang menurutnya ideal. Seperti yang dia temui di sanggar musik tradisional sewaktu mengantar anaknya seleksi masuk SMUN asrama Pemprov Banten di Pandeglang. Sang ayah yang teknokrat menunjukkan gurat-gurat wajah dan tubuh yang lelah, bagaikan memanggul beban kebutuhan dunia keluarganya. Sang bunda, memancarkan wajah yang matang akan ujian, karena fokus mendidik tiga anaknya, dan mengubur bakat ilmiah demi menjadi ibu dan istri sepenuhnya.

Dari wajah lelahnya, sang ibu bercerita anak keduanya yang alumni SMUN gratis itu kini kuliah di Fakultas Teknik Mesin Univ Indonesia. Saat itu, mereka mengantar si bungsu ikut tes akademik. Anak pertama mereka kuliah di universitas Brawijaya, Malang.

Ini kah keberkahan dari istri yang fokus mendidik anak-anaknya? Memiliki anak-anak pintar yang membanggakan. Tidakkah ia pernah merasakan saat-saat mencemaskan apakah sampai habis bulan keluarga masih bisa makan setelah membayar uang sekolah, tagihan listrik, biaya kuliah, ongkos anak, panik saat gas, air dan beras habis?

Lalu, bagaimana dengan keluarga yang istrinya bekerja? Tidak sekedar aktualisasi diri, tapi benar-benar menopang nafkah. Yang fisik dan psikisnya sudah habis lelah di jalan dan di tempat kerja. Sampai rumah masih harus dibebani tugas domestik membuat rumah nyaman, kewajiban menjadi madrosatul ula. Yang tidak jarang, menyerah saat anaknya lebih memilih tab daripada sebentar saja belajar perkalian. Kali yang lain, emosinya meledak ketika anaknya minta ikut berenang ke taman main air padahal saldo rekening gajiannya sudah minus.

Di saat-saat sulit, semua orang ingin dimengerti. Di saat yang sama, kita yang ingin dimengerti terlihat begitu menyebalkan dan keras kepala. Sisi yang lain, kita melihat pasangan kita begitu acuhnya, padahal tanpa kita tahu dia berusaha keras meredam emosinya.
Bersandar di bahumu

Suatu saat nanti jika masa-masa itu datang, dan Neng benar-benar menunjukkan sisi buruknya, terlalu rapuh menghadang ujian hidup, dia bertanya-tanya,  maukah Abang memahaminya dan bicara agar bebannya terbagi? Akankah Abang tetap atau berusaha mencintainya dengan cara yang sama? Sebaliknya, sudikah dia mengendalikan marah dan mengingat cintanya yang sudah begitu indah?🌾

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjernihkan Nurani

Assalaamu'alaikum, Krisna

Demi Buah Salak